Featured In
Similar Songs
Credits
PERFORMING ARTISTS
Hindia
Performer
COMPOSITION & LYRICS
Baskara Putra
Songwriter
Rizky Indrayadi
Songwriter
Petra Sihombing
Songwriter
PRODUCTION & ENGINEERING
Baskara Putra
Producer
Rizky Indrayadi
Producer
Lyrics
[Verse 1]
Rumah ini dahulu sederhana
Ruang demi ruang dibangun bersama
Angan-angan yang dulu mimpi belaka
Kita gapai segala yang tak disangka
[Verse 2]
Tak sadar menimbun lebih berharga
Berdiri di atas yang lebih bermakna
Anak tangga yang berlebihan jumlahnya
Mendaki terus entah mau ke mana
[Verse 3]
Dan kau selalu bertanya untuk apa
Mengelak kerap kutemukan jawabnya
Medusa dan semakin keras kepala
Seakan hidup hanya untuk bekerja
[Verse 4]
Mengejar mimpi sampai tak punya rasa
Mengejar mimpi sampai lupa keluarga
Mengejar mimpi lupa dunia nyata
Mengejar mimpi tapi tidak bersama
[Verse 5]
Padahal katanya uang takkan ke mana
Jika memang rezeki ya 'kan ditransfer juga
Namun dikejar terus seakan satwa langka
Di prosesnya melintah, lupa jadi manusia
[Verse 6]
Melihat hawa jadi panas lupa cuaca
Tertiup angin buah jatuh digigit juga
Seakan perlu banyak seperti Dewa Siwa
Padahal manusia hanya bertangan dua
[Verse 7]
Kasur yang luas tapi bangun sendiri
Mobil baru mengkilap tanpa penumpang di kiri
Banyak sepatu, minim privasi, susah pergi
PS4, Nintendo Switch tanpa player dua
[PreChorus]
Dan dahulu kau bertanya untuk apa
Lalu kuperhatikan ini semua
Barang mahal yang tidak ada harganya
Dan sekarang kubertanya untuk apa
[Chorus]
Terlepas apa yang engkau percayai
Tetap takkan ada yang dibawa mati
Kembali ke tanah dan tumbuh cemara
Mana saja harta yang lebih berharga
[Chorus]
Terlepas apa yang engkau percayai
Tetap takkan ada yang dibawa mati
Kembali ke tanah dan tumbuh cemara
Mana saja harta yang lebih berharga
[Chorus]
Terlepas apa yang engkau percayai
Tetap takkan ada yang dibawa mati
Menimbun surga yang tak bisa dibagi
Akhirnya pun wafat sendiri-sendiri
[Verse 8]
Mengangkat ikat rambutmu yang tertinggal
Di lengan kiri mobilku, terakhir kita menonton
Jariku tak juga kuat, sungguh janggal
Lebih berat dari seribu ton
[Verse 9]
Satu dari ribuan hal kecil
Yang sekarang menjadi terampil
Menggosok garam di atas luka
Dulu tak ada apa-apanya
[Verse 10]
Rute pagi yang dahulu ceria
Menu favorit kini hambar rasanya
Foto yang tak berani dilirik mata
Kontak sekarang jadi sebatas nama
[PreChorus]
Masing-masing selamat dan bercerita
Namun tidak lagi miliki bersama
[Chorus]
Cepat namun sendiri, untuk apa?
Bersama tapi meracuni, untuk apa?
Cepat namun sendiri, untuk apa?
Bersama tapi meracuni, untuk apa?
Cepat namun sendiri, untuk apa?
Bersama tapi meracuni, untuk apa?
Written by: Baskara Putra, Petra Sihombing, Rizky Indrayadi